Post by redhot on Mar 27, 2011 9:16:29 GMT -5
Skuad Mini, Tekad Maksi
Pakai Regulasi Terbaru FIBA
SURABAYA – Dalam dua tahun terakhir Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knights selalu sukses menembus papan atas Indonesian Basketball League (IBL). Minimal mereka menembus final four liga maupun turnamen.
Namun, tantangan berat menghadang mereka menjelang era baru, National Basketball League (NBL) Indonesia. Menjelang even pertama NBL, yaitu preseason tournament yang diselenggarakan di GOR Bimasakti Malang pada 7–15 Juli nanti, beberapa bintang mereka harus absen.
Setidaknya ada tiga bintang utama CLS yang absen. Mereka adalah Pek King Dhay, Andre Ekayana, dan Donny Ristanto. Khusus untuk King Dhay, pihak manajemen menyatakan bahwa pemain bernomor 11 itu masih berkutat dengan cedera lutut. Sedangkan Donny dan Ekayana memiliki kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan.
Dengan absennya tiga pemain itu, CLS hanya akan membawa 11 pemain ke Malang. Skuad yang bisa disebut mini karena satu tim biasanya diperkuat minimal 12 pemain.
Meski diperkuat skuad mini, CLS tidak gentar untuk bersaing dengan tim-tim favorit. Mereka bertekad terus menjadi salah satu pesaing utama menuju babak empat besar. ”Kekuatan kami tereduksi sekian orang. Tapi, kami tetap berjuang dengan maksimal,” kata manajer operasional CLS Simon Wong kemarin (5/7).
CLS nanti bergabung di grup A yang bisa di sebut grup neraka. Di sana mereka bersaing dengan Satria Muda Jakarta, Pelita Jaya Jakarta, IM Muba Hang Tuah Sumsel, dan Angsapura Salatiga. Pelita yang merupakan juara Bimasakti Cup Mei lalu bisa menjadi penjegal CLS dalam persaingan ke final four. Sedangkan SM yang tampil full team tentu terus menjadi favorit juara.
”Kami tidak gentar. Semua lawan bagi kami sama saja,” tukas pelatih CLS Amran.
Dalam preseason tournament NBL nanti diterapkan regulasi baru. Yaitu, peraturan per tandingan FIBA yang sejatinya baru diwajibkan setelah kejuaraan dunia basket di Turki pada Agustus mendatang.
Dalam aturan terbaru itu, bentuk garis-garis lapangan mengalami perubahan. Yang paling mencolok, jarak tembak tiga angka yang menjadi semakin jauh.
”Setelah bicara dengan klub-klub dan PB Perbasi, akhirnya disepakati untuk langsung menjajal regulasi baru FIBA sejak preseason,” kata Azrul Ananda, commissioner NBL Indonesia.
Penggunaan regulasi baru itu tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi setiap tim. Siapa yang bisa beradaptasi lebih cepat akan mendapatkan keuntungan. (dra/c2/ang)