Post by redhot on Mar 27, 2011 9:38:17 GMT -5
Tidak Lepas Topi meski Pakai Dasi
Dresscode Rapi NBL Indonesia Bikin Pelatih dan Ofisial Tambah Keren
NBL Indonesia tidak hanya mengusung nama baru. Serangkaian regulasi baru diberlakukan untuk membuat liga profesional paling bergengsi di tanah air itu lebih berkelas. Salah satunya dresscode rapi para pelatih dan ofisial.
Malang - memang dikenal sebagai salah satu kota terdingin di Jawa Timur, bahkan Indonesia. Namun, menjelang musim kemarau seperti sekarang, pada siang suhu di sana cukup tinggi.
Cuaca panas tersebut juga terjadi di GOR Bimasakti kemarin (7/7). Gedung olahraga legendaris di Malang itu memulai ”tugasnya” sebagai tuan rumah Preseason Tournament NBL Indonesia.
Panasnya suhu GOR Bimasakti tidak menyurutkan semangat para pelatih dan ofosial tim NBL Indonesia untuk menaati dresscode rapi yang telah disepakati. Pelatih dan ofisial di bench harus memakai jas, dasi, kemeja lengan panjang, serta sepatu pantofel.
Penampilan seperti itu tentu saja hal yang baru dalam perbasketan tanah air. Sebelumnya, pelatih yang memimpin tim biasanya cukup merasa rapi dengan memakai polo shirt. Bahkan, ada yang bercelana pendek.
Penampilan rapi itu tentu saja membuat para pelatih dan ofisial tambah keren saat menjalankan tugas. Meski taat aturan, bukan berarti para pelatih dan ofisial tersebut meninggalkan sama sekali ciri khas selama ini. Manajer Aspac Irawan Haryono misalnya. Sambil berjas, pria yang akrab disapa Kim Hong itu tetap setia dengan ciri khas memakai topi terbalik.
Dalam laga Aspac melawan Bimasakti kemarin, Kim Hong mengenakan topi Los Angeles Lakers saat menjadi juara NBA pada musim 2008–2009. Yang istimewa, topi tersebut mendapatkan tanda tangan langsung dari salah seorang bintang Lakers kala jadi kampiun saat itu, Trevor Ariza.
Kim Hong bertemu pemain yang sekarang di Houston Rocktes tersebut pada NBA Madness Presented by Jawa Pos pekan lalu. Kim Hong enggan menjelaskan alasan dia begitu setia dengan topi terbalik tersebut. ’’Ini kebiasaan saja. Tetapi, dengan memakai jas ini, saya yakin membuat image basket lebih bagus,” kata Kim Hong.
”Saya sih tidak canggung pakai jas. Biasa jadi sales sih,’’ lanjutnya, lantas terbahak.
Pelatih Aspac Tjetjep Firmansyah sependapat dengan Kim Hong. Menurut dia, pemakaian jas merupakan penghargaan untuk mengangkat basket ke taraf yang lebih tinggi. Di antara beberapa pelatih, Tjetjep memang tampil paling rapi. Dia setia mengenakan jas silver yang dikenakan saat memimpin Antonius Joko dkk. Padahal, Aspac bermain mulai pukul 13.00 saat suhu udara dan kelembapan di GOR Bimasakti Malang sedang tinggi-tingginya. ’’Nggak gerah kok. Ini sangat positif,’’ ujarnya.
Terpisah, pelatih CLS Knights Surabaya W. Amran mengatakan belum terbiasa memakai jas. Namun, dia menganggap hal itu merupakan sebuah terobosan positif. ”Ini sangat bagus. Cuma belum terbiasa,’’ tambahnya.
Selain jas, dresscode NBL Indonesia menerapkan aturan berbatik khusus Jumat. Batik yang dikenakan harus lengan panjang.
Selain itu, ada aturan lain yang diberlakukan bagi pemain dan ofisial yang menonton di tribun. Walau tidak bertanding, mereka diharuskan mengenakan polo shirt, celana panjang, dan sepatu. Polo shirt pun harus dimasukkan rapi. (nur/c6/ang)