Post by redhot on Mar 27, 2011 20:15:50 GMT -5
Pemain NBL Berbagi Cerita di Panti Asuhan
Libur satu hari menjelang partai puncak preseason NBL Indonesia pada Rabu, 14 Juli dimanfaatkan oleh para pemain dari tim 4 besar yang lolos ke semifinal dengan berkunjung ke Panti Asuhan Putra Ansori di daerah Sukun, Malang. Usai berlatih mempersiapkan laga final, sebanyak sembilan orang pemain NBL Indonesia mengunjungi pantai asuhan tersebut. Di sana, mereka berbagi cerita dan pengalaman mengenai basket dan seputar kehidupan menjadi seorang pemain basket profesional.
Duduk nyaman di lantai aula Panti Asuhan Putra Ansori, para pemain NBL Indonesia berbaur dalam suasana santai dan ceria bersama anak-anak panti asuhan beserta pengasuhnya. Setiap pemain berbagi cerita seru yang menarik diselingi canda tawa yang menyegarkan suasana.
Suasana akrab mulai terasa ketika Xaverius Prawiro (Aspac Jakarta) membuka cerita awal pengalamannya bermain untuk sebuah klub profesional, Aspac. Iyus, panggilan akrab Xaverius menekankan pentingnya selalu melakukan hal terbaik dan pantang menyerah dalam mengejar cita-cita.
Rekan Iyus dari Aspac, Isman Thoyib bercerita bahwa dulu dirinya sama sekali tak pernah terpikir untuk menjadi seorang pemain basket. Guru sekolahnya di STM-lah yang menyemangatinya untuk berkenalan dengan bola basket. "Dulu saya pemain voli antar kampung, Tarkam," cerita Thoyib yang disambut tawa oleh anak-anak panti asuhan.
Merasa memiliki kesamaan dengan Thoyib, Dimas Aryo, pemain Bima Sakti Malang menimpali bahwa ia pun mengenal sepak bola terlebih dulu namun belakangan lebih tertarik dan menyukai bola basket. Point guard CLS Knights Surabaya, Yudi bercerita bagaimana olahraga bola basket memberinya kesempatan untuk tetap berkuliah bahkan mendapatkan beasiswa, sehingga tidak perlu merepotkan orang tua.
Selain, berbagi cerita, para pemain NBL juga mempersilahkan adik-adik panti asuhan untuk bertanya apa saja yang ingin mereka tanyakan. Sebuah pertanyaan polos namun bersemangat menggelitik para pemain NBL "Bagaimana caranya menjadi tinggi?"
Pertanyaan ini dijawab dengan antusias oleh Fattah dari Satria Muda Britama Jakarta. Seolah tak ingin dianggap bercanda, Fattah memberikan kiat "Kata orang tua saya, untuk cepat tinggi, setiap bangun pagi kita harus menggeliat seperti kucing," cerita Fattah yang langsung disambut tertawa oleh anak-anak panti asuhan. "Saya punya keluarga seorang dokter yang menekankan bahwa usia di bawah 17 tahun itu adalah saat di mana kita bisa cepat bertambah tinggi," Fattah menambahkan.
Suasana kunjungan sangat-sangat akrab. Hadir pula saat itu, Febri Utomo (CLS Knights), Ruslan dan Ratreza (Stadium), serta Firdaus (Satria Muda). Seusai acara, para pemain NBL Indonesia memberikan kenang-kenangan berupa beberapa buah buku cerita sebagai tambahan koleksi perpustakaan, buku tulis, serta bola basket.
Kunjungan singkat para pemain NBL Indonesia ke panti asuhan ini terasa sangat berkesan dan dalam terlebih ketika salah seorang anak penghuni panti asuhan berkata, "Sering-sering ke sini ya, Kak." (mb)