Post by redhot on Mar 27, 2011 20:16:58 GMT -5
Lawan, Jangan Gentar!
CLS v SM di Final Even Pertama NBL
Malang – Sejarah akan tercipta di GOR Bimasakti, Malang, hari ini (15/7). Yakni, saat Satria Muda (SM) Britama Jakarta bentrok dengan Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knights dalam final preseason tournament National Basketball League (NBL Indonesia). Siapa pun pemenang laga itu akan terus dikenang sebagai kampiun even pertama yang di selenggarakan liga harapan baru Indonesia tersebut.
SM yang tercatat sebagai tim tersukses kasta tertinggi kompetisi basket tanah air era sebelumnya (IBL), tentu saja layak diunggulkan dalam laga sore nanti. Mereka memiliki pemain-pemain yang secara individual lebih hebat dan berpengalaman daripada CLS. Karena sering juara, mental mereka pun pasti sudah teruji.
Namun, bukan CLS kalau mau menyerah begitu saja. Mereka tidak gentar dengan nama besar SM. Mereka akan memberikan perlawanan terbaik.
Meski berpredikat underdog, peluang CLS untuk menang sebenarnya cukup terbuka. Buktinya, pada kualifikasi grup A pekan lalu mereka menang telak atas SM. Meski itu tidak bisa dijadikan ukuran untuk memprediksi hasil laga malam nanti, setidaknya CLS punya kekuatan yang tidak kalah jauh.
’’Target kami sebelumnya hanya empat besar. Tetapi, apa salahnya jika sekarang kami punya chance, ambil saja sekalian,’’ kata pelatih CLS W. Amran kemarin.
Sebagai tim underdog CLS memang tidak memiliki beban untuk menang. Kondisi itu tentu bisa menguntungkan mereka. Sebab, bermain dengan beban menang malah merusak permainan Dimaz Muharri dkk.
Kalau bisa memper tahankan performa yang ditampilkan dalam lima pertandingan sebelumnya, CLS sebenarnya memiliki karakter permainan yang bisa merepotkan SM. Kekuatan utama CLS adalah small man mereka yang cepat, bertenaga, dan memiliki tembakan jarak jauh akurat. Kekuatan mereka semakin komplet dengan menanjaknya permainan center Agustinus Indrajaya.
CLS makin mengancam karena starter dan cadangan mereka cukup merata. Shooting guard Sandy Febiansyakh dan Rachmad Febri Utomo yang biasanya menjadi cadangan, adalah salah satu pendulang poin terbanyak CLS sepanjang preseason tournament. Nah, kualitas setara starter dengan cadangan itulah yang tidak dimiliki SM. Itu setidaknya terlihat dari menurunnya agresivitas SM jika memasuki kuarter ketiga dalam lima laga yang berlangsung. Termasuk saat SM melawan Aspac di semifinal Selasa lalu (13/7).
Saat itu Aspac tertinggal 17 poin pada akhir kuarter kedua. Namun, Aspac bisa memperpendek ketinggalan hingga satu poin saja pada kuarter keempat. SM bisa menjaga keunggulan hingga menang tidak lepas dari menurunnya tekanan Aspac menjelang akhir laga. Jika CLS bisa mencegah SM unggul jauh sampai paro waktu pertama pertandingan, peluang mereka untuk menang akan terbuka.
Mampukah CLS mengulang kejutan? Pelatih SM Fictor ”Ito” Gideon Roring menegaskan itu tidak akan terjadi. ’’Kekalahan dari CLS disebabkan kami kurang agresif. Penampilan kami berbeda saat melawan Pelita Jaya dan Aspac. Para pemain sungguh bersemangat. Mereka hustle (semangat meluap- luap, Red) sekali. Semangat ini yang harus kami lakukan di final,’’ katanya.
Ito pun sudah memetakan kekuatan CLS. Menurut dia, Dimaz dkk memiliki skill dan stamina yang sangat bagus. Mereka semakin solid karena dilatih pelatih sarat pengalaman seperti Amran.
’’Sebelum banyak orang sadar, saya sudah mewaspadai tim ini sejak dua tahun lalu. Talenta dan skill pemain CLS sangat luar biasa. Tim ini sangar,’’ puji Ito.
Karena itu, meski CLS belum sekali pun merebut gelar kasta tertinggi basket tanah air, final malam nanti tidak kalah seru bila dibandingkan dengan pertemuan SM melawan Aspac. CLS telah menjelma sebagai tim tangguh sejalan dengan kedatangan Amran dan matangnya Dimaz dkk. (nur/c2/ang)