Post by redhot on Mar 27, 2011 21:24:02 GMT -5
Tidak Pernah Puas untuk Belajar
Pemain Bintang pun Ikut IDC 2010
Surabaya – Tujuan utama Indonesia Development Camp (IDC) 2010 sebenarnya adalah untuk mengakselerasi perkembangan para pemain muda National Basketball League (NBL) Indonesia. Namun, bukan berarti even yang diselenggarakan NBA bareng PT DBL Indonesia itu bakal ”dimonopoli” pemain nonbintang. Beberapa pemain yang punya nama juga akan menimba ilmu dari sana.
Salah satunya adalah forward Satria Muda (SM) Britama Jakarta Christian Ronaldo Sitepu. Pemain yang akrab disapa Dodo itu sebenarnya sudah hebat untuk ukuran forward di tanah air. Di tim rakasa sekelas SM, dia langganan starter. ”Usia Dodo (22 tahun, Red) memenuhi syarat untuk ikut IDC. Karena itu, kami memilih dia untuk ikut. Meski dia adalah starter, even tersebut sangat berharga karena dia bisa belajar langsung dari sosok hebat dari negara asal basket,” kata Fictor Roring Gideon, pelatih SM, kepada Jawa Pos kemarin (18/9).
Memang, legenda NBA yang didatangkan IDC 2010 tidak main-main. Dia adalah mantan bintang Seattle SuperSonics Deltef Schrempf. Pemain yang tiga kali masuk All-Star NBA itu mampu membantu Sonics menjadi salah satu lawan tangguh Chicago Bulls pada era Michael Jordan. IDC 2010 akan diselenggarakan di C-Tra Arena Bandung pada 21–23 September. Selama tiga hari camp, memang sulit menyulap 40 camper lebih hebat daripada sebelumnya. Namun, setidaknya para pemain yang usianya berkisar 21–23 tahun itu akan mendapatkan bekal untuk lebih maju setelah camp.
”Tidak ada istilah terlambat untuk belajar. Saya senang tim-tim NBL juga mengirimkan para pemain yang sebenarnya sudah berstatus bintang untuk mengikuti camp,” kata Azrul Ananda, commissioner NBL Indonesia. Selain Dodo, pemain bintang lain yang ikut IDC adalah forward Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knights Dwi Haryoko. Selama Preseason Tournament NBL di Malang Juli lalu, dia selalu menjadi starter. Dia mampu membawa CLS menembus final. Mereka menjadi runner-up setelah di partai puncak dikalahkan SM. ’’Ikut IDC akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya,’’ kata Dwi.
Pemain kelahiran Purwokerto tersebut merasa beruntung karena posisinya sama dengan Detlef. Dia pun dituntut memiliki kemampuan seperti Detlef, punya akurasi tembakan jarak jauh yang bagus sekaligus tangguh dalam menerobos jantung pertahanan lawan. ’’Kalau lihat posisi dan posturnya, dia (Detlef, Red) memang berperan hampir sama dengan yang saya mainkan selama ini. Semoga dalam tiga hari itu, saya mendapatkan ilmu lebih,’’ kata pemain bertinggi 193 cm tersebut.
IDC 2010 merupakan edisi kedua camp NBA di Indonesia. Pada 2009, IDC edisi pertama diselenggarakan di DBL Arena Surabaya. Tahun lalu, program itu ditujukan ke pada pemain terbaik liga basket pelajar terbesar di Indonesia, Development Basketball League (DBL). Baik NBL Indonesia maupun DBL sama-sama dikelola oleh PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia yang ber pusat di Surabaya. (nar/nur/c6/ang)