Post by redhot on Mar 27, 2011 21:30:49 GMT -5
What am I? I am A Shooter
Pertanyaan tersebut kerap kali diulang oleh Detlef Schrempf dalam Indonesia Development Camp di C-Tra Arena Bandung untuk menanamkan pada benak setiap pemain bahwa mencetak angka adalah prioritas. "Setiap kali bola datang menghampiri saya, saya tahu bahwa saya akan menembak, dan rekan-rekan satu tim yang lain juga tahu bahwa saya akan menembak dan menghasilkan angka," Schrempf menceritakan pengalamannya saat bermain di NBA.
Materi hari kedua Indonesia Development Camp 2010 ini difokuskan pada drill shooting. Setiap peserta camp melakukan percobaan tembakan dari berbagai posisi. Schrempf menekankan betapa pentingnya sebuah teknik menembak yang benar, mengaplikasikannya setiap saat, dan tentu saja mengulang-ulang drill yang berhubungan dengan shooting. Berdasarkan pengalamannya, Detlef Schrempf bercerita bahwa para pemain NBA menghabiskan puluhan ribu jam mengasah kemampuan shooting mereka dengan cara memraktekan berbagai macam drill shooting setiap hari.
Detlef Schrempf juga menambahkan betapa pentingnya sebuah pola pikir bahwa bola yang ditembakan pasti masuk dan harus masuk. Menurut Detlef Schrempf, setiap pemain di Indonesia sudah harus mulai terbiasa menghitung berapa kali shooting yang masuk, bukan berapa kali melakukan shooting. Jika kebiasaan melatih shooting ini telah menjadi makanan sehari-hari para pemain, maka dengan sendirinya para pemain akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, namun bukan arogan. "Jika tembakan saya meleset, saya akan terheran-heran pada diri saya sendiri, bagaimana mungkin tembakan tersebut bisa meleset padahal biasanya selalu masuk," Detlef Schrempf bercerita dengan penuh percaya diri.
Dari sudut pandang lain, Jama sempat memancing beberapa pemain yang mampu melakukan slam dunk untuk mempertontonkannya. "Dari 8 kali percobaan dunk yang kalian lakukan tadi, hanya 2 yang masuk. Artinya meraih angka lebih penting dari pada aksi spektakuler. Pastikan setiap lay up maupun tembakan harus masuk!" Jama menyinggung sinis kemampuan para peserta camp yang rendah dalam menghasilkan angka melalui lay up.
"Para pemain Asia memiliki kemampuan bermain basket yang sangat baik. Namun sangat buruk dalam eksekusi," Jama menjelaskan kepada para peserta camp. Setelah itu, Detlef Schrempf kembali mengulang pertanyaan yang sama "who am I? I am a shooter." Sebuah kalimat singkat yang harus dimiliki oleh setiap benak pemain Indonesia.