Post by redhot on Mar 27, 2011 21:36:29 GMT -5
Evaluasi Bakat, Tanamkan Respek
Hari Pertama IDC 2010 di C-Tra Arena
BANDUNG – Indonesia Development Camp (IDC) 2010 resmi dimulai kemarin (21/9) di C-Tra Arena, Bandung. Camp NBA pertama untuk pemain profesional di Indonesia itu diikuti 40 pemain National Basketball League (NBL) Indonesia. Meski yang dilatih adalah para pemain profesional, hal-hal paling mendasar dalam permainan basket tetap diajarkan di awal camp.
Hari pertama kemarin dimaksimalkan pelatih dari NBA untuk mengevaluasi bakat camper dan menanamkan sikap-sikap fundamental. Mantan bintang Seattle SuperSonincs Detlef Schrempf memimpin tim pelatih NBA yang terdiri atas tiga orang. Dua lainnya adalah Jama Mahlalela (basketball operations director NBA Asia) dan Dan Weiss (business development and basketball program director NBA Japan).
Untuk mengukur bakat para camper, NBA memberikan materi yang berkaitan dengan dasar-dasar permainan basket. Tiga personel NBA itu dibantu tiga asisten pelatih tim NBL. Mereka adalah Koko Heru Setyo (Pelita Jaya Esia Jakarta), Patrick Andreas Gosal (Satria Muda Britama Jakarta), dan Tri Prasetyo Utomo (Dell Aspac Jakarta).
’’Kami ingin melihat apa yang mereka (camper) punya. Materi hari ini adalah team drilling, footwork, dan shooting di sesi pagi,’’ papar Jama. ’’Sore hari kami lebih menekankan pengembangan skill individual,’’ lanjutnya.
Bakat memang menjadi salah satu faktor penting seorang camper untuk meraih sukses selama camp. Namun, talent saja tidak cukup. Ada beberapa sikap fundamental yang harus dimiliki camper untuk bisa menjadi pemain yang lebih hebat setelah camp. Sikap utama yang harus dimiliki adalah respect, intensity, dan hard work.
”Perlakukan kami seperti kalian ingin kami perlakukan,” kata Schrempf menjelaskan makna respek. Intinya, selama even itu para camper dan pelatih harus saling membantu untuk mengembangkan kemampuan dan menyukseskan even.
Jadwal camp yang hanya berlangsung tiga hari juga menuntut camper memiliki semangat dan tekad tinggi untuk maju. Sebab, tiga hari adalah waktu yang sangat sempit bagi para pelatih untuk mengajarkan semuanya.
Namun, ilmu yang didapatkan dalam waktu yang sempit itu bisa menjadi bekal untuk hebat jika sang pemain memiliki intensitas dan fokus tinggi untuk terus menerapkannya di masa yang akan datang. Untuk itu tentu saja dibutuhkan kemauan untuk bekerja keras.
Karena mepetnya waktu, para pemain juga dituntut memaksimalkan waktu sebaik mungkin. Salah satu cara untuk menanamkan sikap memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah ontime masuk kembali ke lapangan setelah istirahat minum. Di pinggir lapangan dipasang timer yang diset lima menit untuk setiap kali istirahat minum. Ketika timer menunjukkan angka nol, para pemain harus berkumpul di sekitar pelatih mereka.
Prinsip lain yang ditanamkan kemarin adalah finish the job. Camper dituntut melakukan segala sesuatu sebaik mungkin. Melakukan layup misalnya. Dalam pemanasan, maupun latihan, mereka harus membiasakan diri untuk sebisa mungkin memasukkan bola.
Meski melelahkan, para camper terlihat antusias menjalani latihan itu. Mereka mampu mengikuti apa pun yang diinstruksikan para pelatih.
’’Kami melakukan semua dengan fun dan semangat tinggi. Variasi latihan yang mereka berikan sangat menarik, sehingga kami seperti tidak merasa lelah,’’ ungkap Wijaya Saputra, pemain CLS Knights Surabaya.
Tidak hanya 40 camper yang belajar dalam IDC 2010. Sejumlah pelatih dan manajer tim-tim IBL juga tampak menyaksikan bagaimana latihan ala NBA itu. Di antaranya Rastafari Horongbala (pelatih Pelita Jaya), Danny Kosasih (pelatih Satya Wacana Angsapura), dan Manajer Garuda Flexi Simon Pasaribu.
’’Dasar-dasar latihan yang diberikan sebenarnya sama. Hanya, mereka melakukannya dengan sangat detail. Itu membuat para pemain bisa memahami lebih mudah materi yang diberikan,’’ kata Rastafari.
Sementara itu, sejumlah tokoh di Jawa Barat juga hadir dalam opening ceremony IDC kemarin. Misalnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kapolda Jawa Barat Irjenpol Sutarman. Hadir pula Sekjen PB Perbasi Muhammad Dahlan.
’’Acara ini memberikan inspirasi bagi saya untuk lebih memajukan basket di Jawa Barat,’’ ucap gubernur. IDC 2010 adalah kegiatan NBA pertama yang digelar di Jawa Barat. Sebelumnya, acara tersebut selalu dilakukan di Surabaya. (nar/c2/ang)