Post by redhot on Mar 27, 2011 21:42:57 GMT -5
Kerja Keras, Latih Fundamental
Pesan NBA kepada Para Camper untuk Lebih Maju
BANDUNG – Berakhir sudah Indonesia Development Camp (IDC) 2010. Selama tiga hari, mulai Selasa (21/9) sampai kemarin (23/9), 40 pemain National Basketball League (NBL) Indonesia belajar kepada NBA di C-Tra Arena, Bandung. Dengan penuh semangat, Legenda NBA Detlef Scrempf memberikan beragam materi. Dia didampingi dua pelatih dari NBA, Jama Mahlalela (basketball operations director NBA Asia), serta Dan Weiss (business development and basketball program director NBA Japan).
Mereka dibantu oleh tiga asisten pelatih NBL Patrick Andreas Gosal (Satria Muda Britama Jakarta), Koko Heru Setyo (Pelita Jaya Esia), dan Tri Prasetyo Utomo (Dell Aspac Jakarta). Pada akhir camp kemarin, tim pelatih berpesan kepada para camper untuk terus bekerja keras mengembangkan diri. Meski sudah berlabel pemain profesional, mereka dipesani agar tidak pernah jemu berlatih teknik fundamental.
Selama tiga hari camp, drill-drill yang diberikan mayoritas memang bertujuan memperkuat teknik fundamental para camper. ’’Melihat performa mereka (camper, Red) dalam uji coba, mereka sudah cukup bagus. Tapi, harus tetap meningkatkan ilmu mereka dengan melatih sendiri apa yang mereka dapatkan di sini,’’ kata Jama Malalela.
Menurut pria asal Kanada itu, camp selama tiga hari itu berjalan sangat baik. Dia tahu, para peserta pasti merasa lelah. Tapi, mereka tidak menunjukkan itu. Mereka terus bertahan untuk menerima materi-materi yang diberikan. Kepada para peserta, Jama mengatakan, dirinya mungkin kembali enam bulan, setahun, atau tiga tahun lagi.
Ketika dia kembali menginjakkan kaki di Indonesia, dia ingin melihat para pemain NBL yang dilatihnya telah tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik. ’’Pelatih-pelatih di IDC me nekankan saya untuk membuat program latihan sendiri di luar program klub, dan saya harus disiplin kepada program saya itu,’’ ucap Valentino Wu wungan, pemain Satya Wacana Angsapura Salatiga.
Schrempf pun yakin para camper akan lebih hebat di masa yang akan datang. Menurut dia, para camper bisa meningkatkan daya saing tim nasional Indonesia jika mereka mau bekerja keras. Dia bisa memberikan prediksi seperti itu karena pernah memberikan camp di beberapa negara Asia lain.
’’Di Korea, pemain-pemainnya lebih muda, tapi fundamentalnya lebih bagus. Sedang di Filipina, kurang lebih skill-nya sama. Hanya, di sana lebih mudah memberikan materi karena postur pemain lebih menunjang,’’ jelas Schrempf. Karena kalah dari segi postur maupun fundamental, untuk mengejarnya tentu para pemain Indonesia harus berlatih dengan sangat keras.
Jangan pernah malu berlatih teknik dasar. Sebab, pemain-pemain d NBA pun masih terus berlatih teknik dasar. Selain berpesan untuk terus bekerja keras meningkatkan kemampuan basket, Schrempf juga mengingatkan para camper untuk mempersiapkan diri ketika tidak lagi bermain basket nanti.
”Kalau beruntung, kalian akan bermain sepuluh tahun di liga. Kalau tidak, mungkin hanya setahun kalian harus pensiun,” pesan Schrempf. Karena itu, mantan pemain Seattle Super Sonics itu berpesan agar para camper terus belajar. Banyak membaca, apa saja untuk mendapatkan ilmu sebanyak mungkin. Ya buku, ya koran, maupun yang lain.
”Pendidikan dan pengetahuan akan membuat kehidupan seseorang terjamin,” kata Schrempf. Schrempf yang pernah masuk tiga kali NBA All-Star memang sosok pe basket yang mempunyai pengalaman hidup lengkap. Hebat sebagai pemain, dia juga mampu menjaga kehidupannya tetap bermakna setelah pensiun. Dia punya bisnis keuangan, yayasan sosial, dan keluarga yang harmonis. Kira-kira, seperti itulah cita-cita setiap atlet, termasuk para pe serta IDC 2010. (nar/ang)