Post by redhot on Mar 27, 2011 21:45:45 GMT -5
It’s a Wonderful Camp
Setelah Berlatih Keras, Camp Ditutup Farewell Party Penuh Kehangatan
BANDUNG – Have a nice flight Detlef Schrempf. Setelah tiga hari menularkan ilmu dalam Indonesia Development Camp (IDC) 2010, mantan bintang Seattle SuperSonics itu kemarin (24/9) meninggalkan tanah air. National Basketball League (NBL) Indonesia mengucapkan banyak terima kasih atas totalitasnya melatih camper.
Datang via Bandara Husein Sastranegara, Bandung, kemarin dia meninggalkan Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Pengalihan rute itu dilakukan agar dia bisa cepat tiba di Seattle, Amerika Serikat. Naik pesawat Eva Air, dia meninggalkan tanah air pada pukul 14.15.
Telah banyak yang diajarkan Schrempf kepada 40 pemain NBL Indonesia yang terpilih ikut IDC. Cedera bahu kanan akibat kecelakaan beberapa hari sebelum berangkat ke Indonesia tidak menghalangi dia menularkan ilmu. Meski menahan sakit, dia tetap memberikan contoh shooting maupun gerakan yang lain.
’’Terima kasih kepada para pelatih NBA dan NBL serta camper yang telah bekerja keras sehingga camp berjalan dengan baik. Semoga para camper bisa menerapkan ilmu yang didapatkan di musim reguler NBL mulai bulan depan,’’ kata Azrul Ananda, commissioner NBL.
Pada even yang diselenggarakan di C-Tra Arena Bandung itu, Schrempf didampingi dua pelatih NBA lainnya, Jama Mahlalela dan Dan Weiss. Mereka dibantu tiga asisten pelatih NBL Patrick Andreas Gosal (Satria Muda Britama Jakarta), Koko Heru Setyo (Pelita Jaya Esia), dan Tri Prasetyo Utomo (Dell Aspac Jakarta).
IDC 2010 adalah camp pertama untuk pemain profesional di tanah air. Azrul menyatakan telah melakukan evaluasi dengan NBA tentang program yang berlangsung 21–23 September itu. ’’Kami sudah berbicara dengan NBA. Intinya, kami sepakat akan melanjutkan program ini. Namun, di mana dan kapan, kami belum bisa mengumumkan sekarang. Tunggu saja kabar baiknya,’’ ujar Azrul.
Sama dengan NBL, NBA juga siap datang lagi untuk menyelenggarakan camp untuk pemain profesional di Indonesia. Semangat tinggi yang ditunjukkan para camper untuk belajar membuat mereka total dalam menularkan ilmu.
’’It’s a very wonderful camp. Tiga hari melatih IDC adalah momen yang berkesan bagi saya,’’ kata Jama. ’’Saya akan datang lagi ke Indonesia. Entah enam bulan, setahun, atau dua tahun lagi. Saat itu saya akan lihat bagaimana perkembangan kualitas para camper,’’ tandasnya.
Sebelum semua meninggalkan Bandung kemarin, pelatih, camper, dan kru NBL Indonesia melakukan farewell party di sebuah restoran yang berada di perbukitan Kamis malam (23/9). Dari sana mereka bisa menyaksikan kerlapkerlip kota Bandung. Benar-benar tempat yang pas untuk melepaskan penat setelah tiga hari kerja keras di lapangan.
Meski sederhana, suasana pesta perpisahan itu sangat hangat. Pemain NBL dan pelatih NBA menjadi seperti teman. Suasana makin heboh saat pemain Citra Satria Jakarta Vittorio A. Wale wangko naik ke panggung. Dengan penuh percaya diri, dia menyanyikan lagu I’m Yours yang di populerkan Jason Mraz.
Kehebohan semakin memuncak ketika dilakukan perayaan ulang tahun untuk asisten pelatih dan pemain NBL yang kebetulan berulang tahun. Mereka adalah Tri Prasetyo Utomo (asisten pelatih Dell Aspac Jakarta) dan dua pemain Satya Wacana Angsapura Luthfianes Gunawan dan Tri Hartanto. Tri Prasetyo ultah ke-32, sedangkan Luthfianes dan Tri Hartanto samasama ke-21.
Tanpa canggung, Schrempf yang dikenal garang semasa aktif sebagai pemain memegang kue ulang tahun. Dia kemudian menyodorkan kue itu ke hadapan tiga orang yang berulang tahun itu, lantas ditiup bersama. Mereka mendapatkan kado tas dan sepatu dari NBL.
Azrul juga memberikan kenang-kenangan kepada Schrempf berupa sepasang sepatu basket warna putih. Schrempf tidak mau ketinggalan. Dia memberikan sepatu hitamnya yang dia pakai selama camp untuk kenang- kenangan.
’’Agak susah cari sepatu ukuran 14 (48,5 di Indonesia, Red) yang cocok untuk kaki Schrempf. Tapi, akhirnya dapat juga,’’ kata Azrul.
Farewell party penuh kehangatan itu seolah menjadi ’’obat lelah’’ bagi para camper sebelum kembali ke klub masing-masing. Sebab, di klub masing-masing mereka harus segera berlatih keras lagi untuk menyongsong musim perdana NBL. (nar/c4/ang)