Post by redhot on Mar 27, 2011 21:46:22 GMT -5
Sosialisasikan Aturan Baru agar Cepat Beradaptasi
Tingkatkan Kualitas lewat National Referee Camp
PT DetEksi Basket Lintas (PT DBL) Indonesia terus melakukan inovasi. Untuk kali kedua, PT DBL Indonesia bersama PB Perbasi mengadakan National Referee Camp (NRC). Salah satu tujuan even ini adalah mempersiapkan kualitas wasit jelang seri perdana National Basketball League (NBL) Indonesia 16–24 Oktober mendatang.
RAUT wajah Nikolas Malimongan terlihat serius. Pandangan pria asal Papua tersebut tidak dilepaskan dari materi yang diberikan penatar PB Perbasi Harja Jaladri di Metropolis Room Graha Pena, Surabaya, kemarin (26/9). Penatar kelahiran Cirebon tersebut mulai memberikan materi soal peraturan dasar basket 2008.
Niko, panggilan Nikolas Malimongan, mengaku sangat antusias mengikuti materi yang diberikan itu. ’’Penambahan pengetahuan ini sangat penting agar semakin mantap,’’ kata Niko. Memang, mulai kemarin sampai 30 September mendatang, PT DBL Indonesia selaku penyelenggara kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia dan kompetisi profesional tertinggi tanah air National Basketball League (NBL) Indonesia bersama PB Perbasi menggelar NRC.
Panitia mencatat, 52 peserta yang terdiri atas wasit dan pengawas pertandingan (PP) ikut dalam ajang tersebut. Mereka berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Selain dari semua provinsi di Pulau Jawa, peserta juga datang dari Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, sampai Papua. Mereka mendapatkan ilmu beragam. Juga penataran dan penyegaran wasit lisensi B 1/A dan seleksi wasit A ke FIBA. Selama lima hari peserta akan memperoleh beragam materi pengetahuan basket dan perwasitan.
Harja mengatakan, salah satu poin terpenting acara ini adalah me nyosialisasikan aturan basket 2010. Sejatinya FIBA mulai menerapkan aturan tersebut pada Oktober 2011. Kejuaraan dunia basket di Turki menjadi ajang perkenalannya. Namun, FIBA Asia menjalankan aturan ini mulai Januari 2011. ’’Kami akan coba menyosialisasikan aturan tersebut sedini mungkin agar wasit lekas beradap tasi,’’ kata Harja.
Disisi lain, ada beberapa materi kunci yang dianggap sangat krusial untuk dikenalkan kepada wasit nasional. Misalnya, bentuk lapangan yang berubah, menyesuaikan dengan bentuk NBA, sampai bentuk pakaian yang boleh atau tidak boleh digunakan. Ketua Bidang Kompetisi dan Pertandingan PB Perbasi Abdul Rozak mengatakan sangat berterima kasih atas dukungan PT DBL Indonesia, untuk memajukan sumber daya wasit nasional. Sebab, wasit adalah salah satu elemen paling penting dalam pertandingan.
’’Istilahnya, no referee no game. Kalau wasitnya nggak maksimal, permainan yang baik omong kosong,’’ jelas Rozak. Commissioner NBL Indonesia Azrul Ananda menegaskan, wasit merupakan masalah krusial. Sebab, partisipasi pebasket remaja semakin tahun semakin meningkat. Azrul memperkirakan dalam dua tahun saja dorongan partisipasi itu terus membesar dan menguat. ’’Kalau kita tidak siap, itu akan berbahaya,’’ tandasnya. (nur/c2/diq)