Post by redhot on Mar 27, 2011 21:59:51 GMT -5
Bimasakti Masih Bertaji
Hanya Kalah 26 Poin, SBL All-Star Tampilkan Alley-Oop Perpisahan
SURABAYA – Bimasakti Nikko Steel Malang menunjukkan potensi menjadi tim kuda hitam dalam National Basketball League (NBL) Indonesia 2010–2011. Dalam international friendly game melawan State Basketball League (SBL) All-Star dari Western Australia (WA) (3/10), mereka mampu memberikan perlawanan sengit.
Pada akhir laga, Bimasakti memang kalah 46-72. Tapi, hasil itu setidaknya lebih baik daripada kekalahan Cahaya Lestari Surabaya (CLS) Knights sehari sebelumnya dengan skor 39-68. Memang, Bimasakti belum tentu lebih baik daripada CLS. Namun, setidaknya hasil tersebut menunjukkan bahwa kekuatan kedua tim tidak jauh berbeda.
Hasil itu juga menjadi sinyal bagi calon rival Bimasakti menjelang seri perdana NBL Indonesia pada 16–24 Oktober mendatang di Su rabaya. Ditinggal banyak pemain bintangnya, Bimasakti tetap mampu menunjukkan permainan solid. Seperti diketahui, Bimasakti kehilangan small forward andalan Dimas Aryo Dewanto yang telah hijrah ke Pelita Jaya Jakarta. Dalam laga kontra SBL All-Star kemarin, Bimasakti juga tidak bisa menurunkan center andalannya, Dhanny Harahap, yang cedera.
Jika dibandingkan dengan kontestan NBL Indonesia yang lain, anggota skuad Bimasakti memang tampak biasa-biasa. Tidak ada bintang yang menonjol dalam tim tersebut. Namun, melihat pertandingan kemarin, hal itu tertutupi dengan permainan ngeyel yang ditunjukkan oleh Bima Rizky Ardiansyah dkk.
Pada awal laga, SBL All-Star langsung tancap gas dengan keunggulan 26-8. Hasil itu seolah-olah menunjukkan bahwa Bimasakti akan kalah lebih parah daripada CLS. Sebab, dalam tempo yang sama sehari sebelumnya, CLS hanya tertinggal dua bola dengan skor 8-12. Namun, memasuki kuarter kedua dan seterusnya, Bimasakti malah menunjukkan daya saing yang lebih baik.
Tembakan tiga angka menjadi alternatif utama bagi Bimasakti untuk mendulang poin. Namun, mereka juga cukup apik dalam mendulang poin dari bawah ring.
”Kami kalah postur dan power. Kami juga melakukan banyak kecerobohan. Dalam pertandingan selanjutnya, kami harus lebih sabar,” ucap Bima.
Seperti laga perdana melawan CLS, bintang kemenangan SBL All-Star adalah Jarrad Prue. Dia kembali mencatatkan double-double dengan 22 rebound dan 18 poin. Catatan tersebut menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan torehan pemain SBL All-Star lainnya.
Pelatih SBL All-Star Andy Stewart kembali mengatakan bahwa kemenangan timnya ditentukan oleh faktor rebound. Memang gap catatan rebound dua tim itu sangat jauh, 63 berbanding 20. ”Lawan memiliki kemampuan tembakan tiga angka yang bagus. Saya akui bahwa tim ini memiliki pasukan yang jauh lebih kuat,” ungkap Stewart.
Pelatih Bimasakti Eddy Santoso menyebut, rotasi timnya tidak berjalan dalam laga kemarin. Penyebabnya, menurut dia, adalah stok pemain yang memang tipis setelah beberapa pebasket pergi dan cedera. Akibatnya, para penggawa Bima sakti kesulitan menjalankan instruksi permainan cepat karena stamina yang habis. ”Kami memang tidak memiliki banyak pilihan pemain. Jadi, rolling tidak merata,” ujar Eddy saat mengomentari kekalahan timnya. ”Namun, kami sangat senang karena bisa mendapatkan kesempatan itu. Pertandingan melawan tim luar negeri merupakan pengalaman berharga,” lanjut dia.
Laga kontra Bimasakti kemarin adalah yang terakhir bagi SBL All-Star dalam rangkaian perayaan ke-20 hubungan sister province Jawa Timur dengan WA. Seolah ingin memberikan kado perpisahan, forward Jarrod Balcombe menampilkan aksi memukau dalam laga kemarin. Dia mencetak poin melalui alley-oop yang diakhiri dengan two handed dunk. Menerima umpan lambung di atas ring dari sisi kiri, dia menyambar bola dan langsung memasukkannya ke dalam ring dengan dunk bertenaga.
Aksi itu tak pelak membuat kagum para fans di DBL Arena. Tanpa dikomando, dengan kompak mereka memberikan standing ovation kepada Balcombe, yang juga pemain tim juara NBL Australia, Perth Wildcats. (nur/c11/ang)
ads