Post by redhot on Mar 27, 2011 22:09:43 GMT -5
Menanti Pesona Pemain Tiga Liga
Jadi Penyeimbang Tim, Tak Rakus Cetak Poin
JAKARTA – Tiga hari lagi National Basketball League (NBL) Indonesia 2010-2011 dimulai. Sepuluh tim kontestan sudah melakukan persiapan maksimal untuk melakoni seri perdana even yang akan diselenggarakan di DBL Arena, Surabaya, pada 16–24 Oktober itu.
Secara umum, wajah liga baru kasta tertinggi basket tanah air tersebut bakal lebih muda. Beberapa tim merombak skuad dengan merekrut lebih banyak pemain muda. Sebaliknya, beberapa pemain senior telah meninggalkan liga. Diantaranya, dua pemain senior Nuvo CLS Knights Surabaya, Donny Ristanto dan Phek King Dhay.
Namun, bukan tidak ada lagi pemain senior di musim perdana NBL itu. Bahkan, NBL nanti melahirkan pemain tiga liga. Mulai Kobatama, IBL, hingga NBL yang segera dimulai. Meski senior, pesona yang akan mereka tampilkan layak dinanti para penggemar.
Pemain muda memang terkesan memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan yang senior. Mereka lebih bersemangat, bertenaga, dan eksplosif. Namun, dalam liga yang menuntut konsistensi satu tim dalam jangka panjang, pemain senior tetap sangat penting.
Salah seorang pemain tiga liga yang berpeluang bersinar di NBL 2010–2011 adalah Denny Sumargo dari Garuda Flexi Bandung. Dia adalah salah seorang pemain yang telah merasakan era Kobatama dan IBL. Namun, dia masih cukup muda. Sebab, pemain kelahiran 11 Oktober 1981 itu mulai tampil dalam ajang profesional di usia yang masih sangat belia. Klub pertama yang dia bela adalah Aspac. Kemudian, dia bergabung dengan Satria Muda. Kini, dia membela Garuda.
”Dulu saya selalu ngotot untuk mencetak banyak poin. Namun, kini saya tidak akan seperti itu lagi,” tutur Denny. ”Karakter saya memang agresif. Tapi, saya akan lebih mementingkan apa yang tertera di dada (nama tim, Red) daripada di punggung (nama pemain, Red),” papar dia.
Denny memulai karir di liga profesional bersama Aspac pada 2000. Dia pernah merebut gelar most valuable player (MVP) era Kobatama (2002) maupun IBL (2008). Pada musim perdana NBL pun, Denny berpeluang merebut gelar tersebut. Jika itu tercapai, dia merasakan kebahagiaan ekstra. Sebab, peraih MVP NBL mendapatkan sebuah mobil Chevrolet Spark.
Selain Denny, ada Antonius Joko Endratmo dari Dell Aspac Jakarta yang menjadi pemain tiga liga. Pemain kelahiran Jogjakarta, 27 September 1976, itu memulai karir bersama klub Glory Semarang di Kobatama pada 1994. Pada 1997–2002, dia memperkuat Panasia Bandung, yang sekarang berubah nama menjadi Garuda Flexi Bandung. Berikutnya, Joko membela Aspac mulai 2003 sampai sekarang.
Aspac musim ini bakal diperkuat lebih banyak pemain muda. Tim besutan Tjetjep Firmansyah itu memang dikenal sebagai produsen pemain hebat. Namun, hal tersebut tidak mengecilkan peran Joko. Dengan pengalaman yang dimiliki, dia adalah penyeimbang permainan pilar-pilar muda Aspac.
Menyambut musim perdana NBL Indonesia, Joko memiliki motivasi ekstra. Dia bertekad menunjukkan performa terbaik agar liga profesional tanah air kembali semarak. Dia sudah membayangkan antusiasme penonton menyamai era Kobatama.
”Saya merasakan perbedaan besar antara Kobatama dan IBL. Menurut saya, Kobatama lebih menarik karena antusiasme penonton lebih besar,” ungkap Joko saat ditemui di hall A Gelora Bung Karno kemarin (13/10).
Selain Joko dan Denny, ada beberapa pemain tiga liga lagi. Mereka adalah I Made ”Lolik” Sudiadnyana (Garuda); duo Pelita Jaya Esia Jakarta, Andi ”Batam” Poedjakesuma dan Romy Chandra; serta pemain Satria Muda Britama Jakarta Agung Sunarko. Melihat fakta bahwa tim-tim yang dibela pemain tiga liga itu adalah kandidat juara, jangan heran jika nanti mereka mampu menjadi top performer musim perdana NBL Indonesia. (nar/c11/ang)