Post by redhot on Mar 27, 2011 22:14:40 GMT -5
Pensiun jika Pelita Jaya Juara NBL Indonesia
Romy Chandra, Pemain Lima Kali Juara Liga Tertinggi Tanah Air
Lima kali menjuarai liga tertinggi tanah air tidak membuat Romy Chandra kenyang. Pada usia 37 tahun, ambisinya untuk menjadi yang terbaik masih menyala.
Dedikasi dan kecintaan Romy C. Chandra pada bola basket patut diacungi jempol. Meski hampir 16 tahun berkarir di kasta tertinggi basket nasional, antusiasme Gepeng –panggilan Romy– tak pernah surut.
Saat berlatih bersama Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta (15/10) di DBL Arena, Gepeng tampak sangat antusias. Meski hanya latihan menjelang laga kontra Nuvo CLS Knights nanti sore, dia tak segan menampilkan gerakan-gerakan yang eksplosif.
Berlatih bersama pemain-pemain yang jauh lebih muda, Gepeng pun tidak canggung. Tampak selama ini dia mampu membangun pola hubungan yang baik dengan ”adik-adiknya” di PJ. ”Di sini, saya dipanggil Mas Bro,” kata Gepeng lantas tersenyum.
Meski sudah belasan tahun berkarir di basket, Gepeng rupanya masih jauh dari kata berhenti. Dia mengaku menikmati peran sebagai pemain. Gepeng mengatakan akan pensiun jika bisa membawa PJ merengkuh juara musim perdana NBL Indonesia. ”Saya terpacu dengan kepercayaan tim yang besar pada kemampuan saya,” tegasnya.
Karir pemain kelahiran Semarang tersebut memang sangat panjang. Gepeng mulai terjun sebagai pebasket profesional pada 1994. Saat itu, dia membela Indonesia Muda (IM) Jakarta. Bersama tim tersebut, karir pemain kelahiran 6 Juli 1973 itu cukup mentereng. Dia menjadi ikon IM selama bertahun-tahun. Pemain yang berposisi sebagai power forward tersebut berhasil membawa IM menjadi kampiun turnamen Kobatama pada 1996.
Setelah enam tahun, Gepeng memutuskan pindah ke Aspac Jakarta. Bersama tim tersebut, karir Romy berada di puncak. Bahu-membahu bersama A.F. Rinaldo, Tri Adnyana Adiloka, dan kawan-kawan, Gepeng berhasil menjadi juara empat kali bersama Aspac. Itu terjadi pada 2001, 2002, 2003, dan 2005. Kebersamaannya dengan Aspac berlangsung sampai 2009.
Selepas membela Aspac, sejatinya Gepeng ingin berhenti. Dia ingin mengawali karir kepelatihan dengan magang sebagai asisten pelatih PJ Rastafari Harongbala. Gepeng juga ingin mengambil lisensi pelatih B. Namun, ternyata manajemen PJ tidak mengizinkannya. PJ menganggap Gepeng masih sangat mampu ber main.”Saya ingin setahun lagi bermain. Tetapi, PJ menawarkan dua tahun. Saya sangat ingin menjawab kepercayaan itu. Saya menjadi terpacu untuk memberikan yang terbaik,” tegasnya.
Bersama PJ, Gepeng merasakan suasana batin yang sangat berbeda dibandingkan sebelumnya. Bagi dia, iklim kekeluargaan di tim itu amat kuat. Apalagi, saat kali pertama masuk, PJ masih dianggap tim kelas bawah. Dia menilai, tantangan utama PJ saat itu adalah karakter tim yang belum terbentuk dengan baik.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, PJ terus mengalami perbaikan. PJ bisa menjadi kampium pada turnamen-turnamen lokal seperti Piala Gubernur Sumatera Selatan di Palembang pada 2009 dan Bimasakti Cup di Malang pada 2010.
Kekuatan PJ semakin meningkat dengan masuknya beberapa muka baru seperti center Ponsianus ”Koming” Nyoman Indrawan, point guard Kelly Purwanto, dan yang terbaru shooting guard Dimas Aryo Dewanto. Karena itu, Gepeng optimistis PJ bisa mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengarungi kerasnya NBL Indonesia 2010-2011. ”Tim yang saya bela ini sangat beda dengan tim saya dulu, Aspac. Saat itu kami memang yang terbaik. Tetapi, saat ini saya dituntut untuk selalu fokus dan siap saat dipercaya pelatih,” jelasnya. (c8/ang)