Post by redhot on Mar 27, 2011 22:22:34 GMT -5
Aspac Rapat Khusus, PJ Putuskan Bagi Rata
Jurus Tim NBL Cegah Persaingan karena Hadiah Chevrolet Spark untuk MVP
Hadiah mobil Chevrolet Spark untuk most valuable player (MVP) menghadirkan tantangan tersendiri bagi sepuluh tim kontestan NBL Indonesia. Jika tidak diantisipasi dengan baik, bisa-bisa terjadi persaingan tidak sehat dalam tim.
HADIAH sebuah mobil Chevrolet Spark untuk MVP musim regular NBL Indonesia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, penghargaan itu akan memacu seorang pemain menampilkan performa terbaiknya. Namun, di sisi lain, hadiah itu bisa membuat seorang pemain, terutama pemain bintang dalam sebuah tim, bermain lebih individual.
Hadiah mobil Chevrolet Spark itu diberikan kepada MVP berkat kerja sama NBL Indonesia dengan General Motors (GM) Autoworld Indonesia. Nanti MVP dinilai lewat kombinasi, polling pelatih, dan rata-rata efisiensi seorang pemain selama musim reguler.
Polling pelatih dilakukan setiap selesai satu pertandingan. Seorang pelatih memilih pemain terbaik dari tim lawan. Persentase pengaruh polling pelatih dalam menentukan MVP adalah 40 persen, sisanya rata-rata efisiensi statistik seorang pemain. Sistem itu membuat persaingan perebutan gelar MVP akan seru hingga akhir musim regular nanti.
Beberapa klub sudah mengantisipasi ancaman adanya perang internal itu. Salah satu di antaranya, Dell Aspac Jakarta. Manajer Aspac Irawan Haryono mengatakan bahwa pemberian hadiah itu sangat efektif memacu seorang pemain tampil habis-habisan. Namun, hadiah tersebut juga sangat berbahaya karena bisa membuat pemain Aspac bermain lebih individual.
Kim Hong, panggilan Irawan, menambahkan bahwa pihaknya segera melakukan rapat dengan timnya untuk membahas masalah hadiah itu. Pembicaraan, kata Kim Hong, akan difokuskan kepada penekanan agar Aspac terus bermain secara tim.
’’Jadi, nanti mainnya jangan sampai individual. Aspac harus solid dan tampil sebagai regu yang kompak. Rapat yang akan kami lakukan nanti adalah untuk mencegah kepentingan pribadi,’’ katanya.
Manajer yang selalu mengenakan topi terbalik itu menambahkan, dirinya dan tim pelatih akan terus menanamkan nilai-nilai kekompakan tim kepada anak buahnya. Hal lain adalah mencegah agar tidak ada penganakemasan dalam Aspac. ’’Tidak ada (penganakemasan). Semua pemain Aspac sama saja. Meski ada yang bermain bagus dalam satu game atau beberapa game, saya pastikan itu adalah kerja keras tim secara keseluruhan. Jadi bukan dia saja. Saya akan mencegah anak emas kayak gitu,’’ tutur Kim Hong.
Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta lebih ekstrem lagi dalam mengantisipasi ancaman perpecahan internal. Bagi pelita yang bertabur bintang, langkah lebih tegas memang harus dilakukan karena potensi perpecahan internal di tim itu lebih besar jika dibandingkan dengan tim lain.
’’Kami sudah membicarakan masalah hadiah MVP dengan seluruh pemain dan pelatih. Semua pemain sepakat bahwa jika ada pemain PJ yang menjadi MVP, hadiah mobil akan dibagi secara merata,’’ kata Ronald Simanjuntak, manajer PJ.
Sikap lebih tenang ditunjukkan Nuvo CLS Knights. Tim yang diperkuat banyak pemain muda itu menyatakan bahwa para pemainnya memiliki kesadaran tinggi untuk tidak terpancing melakukan persaingan dengan rekan sendiri demi mendapatkan mobil Chevrolet Spark.
’’Kami tidak ada pembicaraan khusus soal itu. Namun, pemain sadar bahwa mereka tidak akan menjadi MVP jika performa tim buruk. Saya rasa karakter pemain CLS sangat kuat. Mereka akan mengutamakan kemenangan tim daripada kepentingan individu,’’ tutur Simon Wong, manajer operasional CLS. (c4/ang)