Post by redhot on Mar 27, 2011 22:27:14 GMT -5
Surprise, Takjub, Jadi ”Doping” untuk Main All-Out
Pembukaan Spektakuler NBL Indonesia di Mata Para Pemain
Ribuan orang yang memenuhi DBL Arena Sabtu (16/10) takjub. Saat itu, National Basketball League (NBL) Indonesia dibuka dengan begitu meriah. Bagi para pemain, kemeriahan tersebut seolah menjadi doping yang membuat mereka tampil kesetanan.
Gedung DBL Arena Surabaya benarbenar meriah Sabtu petang(16/10). Sekitar 5.500 penonton memadati gedung yang pernah menjadi venue even NBA itu. Mereka menjadi saksi sejarah pertandingan musim reguler pertama NBL Indonesia antara Satria Muda (SM) Britama Jakarta dan Dell Aspac Jakarta.
Untuk ukuran basket profesional di tanah air, itu adalah jumlah yang luar biasa. Dalam beberapa tahun terakhir, saat IBL semakin menurun, satu pertandingan hanya ditonton ratusan orang.
Para pemain yang dalam beberapa tahun terakhir sering bertanding di arena yang sepi tentu saja surprise dengan pemandangan baru itu. Akibatnya, meski baru laga perdana, skuad SM maupun Aspac bermain layaknya partai final saja.
Aspac akhirnya menang 68-58. Meski unggul lima bola, Aspac beberapa kali keteteran. Kemenangan tim besutan Tjetjep Firmansyah tersebut pengaruh tidak maksimalnya rotasi SM. Itu tidak lepas dari kepergian point guard Wendha Wijaya ke Garuda Flexi Bandung menjelang NBL lalu.
Meski SM dan Aspac berasal dari ibu kota, fans basket Surabaya, ternyata, cukup suka kepada dua tim tersebut. Ya, mereka memang raja era liga sebelumnya sehingga sangat familier di mata penggemar basket Kota Pahlawan.
Salah seorang pemain yang paling diidolakan dalam laga tersebut adalah center SM Ronny Gunawan. Itu di sebabkan dia pernah membela tim basket kebanggaan Surabaya, CLS. Setiap kali dia beraksi, fans sering memberikan tepuk tangan dan dukungan.
Center Aspac Muhammad Isman Thoyib mengatakan, ramainya penonton berpengaruh besar pada performanya di lapangan. Pemain asal Klaten itu lebih bersemangat dengan kemeriahan dari bangku penonton.
”Ngaruhnya besar banget. Apalagi kami lawan SM, tim yang sangat berat. Tetapi, karena banyaknya penonton, saya sangat termotivasi dan semangat,” katanya. ”Semoga penonton terus ramai sehingga pertandingan meriah,” tambahnya.
Dalam laga itu, Thoyib mendapatkan minute play paling banyak. Tjetjep memberinya kesempatan main 32 menit. Thoyib menjawabnya dengan menjadi pendulang rebound terbanyak (delapan kali).
Sependapat dengan Thoyib, power forward senior Aspac Antonius Joko Endratmo juga senang dengan atmosfer di DBL Arena. Dia mengatakan, itu menjadi sinyal bahwa NBL Indonesia memiliki masa depan cerah. Bahwa hari kedua dan selanjutnya tidak seramai pertandingan pembukaan, Joko menyebutnya sebagai penyesuaian. Semakin lama, demam NBL Indonesia akan meluas.
”Saya yakin dan berharap NBL terus ramai. Sebab, itu memang sangat mempengaruhi kualitas permainan kami,” jelasnya.
Selain duel SM kontra Aspac, kehebohan opening day dilengkapi pertarungan dua tim calon pendobrak dominasi, Nuvo CLS Kinghts kontra Pelita Jaya Esia Jakarta. Sebelum pertandingan kedua itu, PT DBL Indonesia selaku penyelenggara NBL menyuguhkan show istimewa.
Saat perkenalan pemain, lapangan DBL Arena disulap menjadi giant screen. Di sana kemudian ditayangkan video perjalanan menuju NBL Indonesia serta wajah-wajah pemain CLS dan Pelita yang akan bertanding.
Bagi power forward CLS Dwi Haryoko, itu adalah pengalaman baru. Di perkenalkan dengan cara seperti itu, dia merasa sangat takjub. ”Kemasannya sangat matang. Dulu pas IBL nggak pernah seperti ini,” pujinya.
Seperti pemain lain, Dwi menyatakan, kemasan istimewa itu membuat dirinya bermain lebih semangat. ”Saya percaya, NBL akan terus meningkat dan meningkat. Saya optimistis, ke depan liga ini bisa menjaring banyak penonton lagi seperti pertandingan pembukaan,” tegasnya. (c6/ang)