Post by redhot on Mar 27, 2011 22:36:33 GMT -5
Selesai Ujian Kuliah, Langsung Ngebut ke DBL Arena
Pemain CLS Knights Menghadapi "Dua Pertandingan", Ujian Tengah Semester dan Seri
Seri perdana National Basketball League (NBL) Indonesia menjadi salah satu even yang sangat berat bagi para pemain Nuvo CLS Knights Surabaya. Di DBL Arena, mereka harus menghadapi lawan-lawan tangguh. Di Universitas Surabaya (Ubaya) tempat mereka kuliah, para pemain harus ”menaklukkan” soal-soal ujian tengah semester (UTS).
Wajah shooting guard CLS Knights Surabaya Wijaya Saputra tampak lelah pada Senin sore lalu (18/10). Saat ditemui di ruang ganti pemain di DBL Arena Surabaya, pemain berwajah tampan itu beberapa kali memegangi kepalanya.
Padahal, saat itu seharusnya Wijaya dalam kondisi segar bugar. Sebab, pertandingan melawan Satya Wacana Angsapura Salatiga baru mau diselenggarakan.
”Habis ujian, saya langsung cabut ke sini (DBL Arena, Red). Pusing juga sih, tetapi kalau bertanding harus tetap semangat,” katanya.
Pertandingan CLS melawan Angsapura Se nin lalu dimulai pada pukul 18.00. Padahal, jadwal ujian manajemen risiko Wijaya baru selesai sore hari. Pemain kelahiran Jakarta tersebut sejak 2007 kuliah di Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya. Tak peklak, setelah ujian dia harus langsung ngebut dari kampusnya ke DBL Arena. Beruntung, jarak dari kampus Ubaya ke DBL Arena tidak telalu jauh.
Meski sudah memeras energinya untuk ujian, performa Wijaya tidak kendor dalam pertandingan melawan Angsapura. Wijaya mampu mendulang 13 poin untuk mengantarkan CLS menang telak 94-42. Poin yang didulang Wijaya dalam laga itu adalah tertinggi kedua di antara pemain CLS setelah Jeffry Bong yang mendulang 19 angka.
Bukan hanya Wijaya pemain CLS yang harus menghadapi pertarungan ganda. Pemain-pemain lain pun harus ujian terlebih dahulu sebelum bertanding di DBL Arena.
Itu tidak lepas dari kewajiban yang ditetapkan CLS kepada pemainnya untuk tetap menempuh pendidikan dengan baik selain berkarir di basket. Bahkan, tim kebanggaan kota pahlawan itu menerapkan indeks prestasi (IP) khusus untuk pemainnya. Saat ada pemain yang IP-nya ada di bawah standart itu, maka mereka akan dicoret dari skuad CLS.
Power forward Dwi Haryoko juga merasakan beban ekstra terkait barengnya jadwal ujian dengan seri I NBL itu. Konsentrasinya untuk menghadapi pertandingan NBL menjadi sedikit terganggu.
Hari ini mulai pukul 08.00, Dwi akan ujian mata kuliah pengantar akuntansi biaya. Padahal, malam harinya pada pukul 20.00, CLS akan menghadapi lawan sangat tangguh Garuda Flexi Bandung pada pertandingan lanjutan NBL Indonesia.
”Pusing juga kan hitung-hitungan. Tetapi bagaimana lagi. Selepas ujian, saya akan tidur siang dulu, agar waktu pertandingan, saya bisa tetap fit,” tandasnya.
Sama seperti Wijaya, Dwi adalah mahasiwa semester 7 Ubaya jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya. Dia satu jurusan dengan pemain CLS lainnya, yakni Tony Agus dan Sigit Harun Nurman. Dwi juga satu angkatan dengan dua pemain CLS yang kuliah di Fakultas Hukum Dimaz Huharri Elia Prana Bukit.
”Di sini memang ada aturan tegas. Sekolah dan basket tidak bisa dipisahkan, semua adalah prioritas utama,” katanya. Pemain kelahiran Purwokerto itu menambahkan, memang sangat berat untuk membagi konsentrasi antara kuliah dan basket. Namun dia sadar, masa depan sepenuhnya tidak bisa digantungkan pada bakset. Pendidikan sangat penting untuk persiapan saat tidak menjadi pebasket lagi. (ang)